10 Maret 2009

Humor Gusdur " Salah Rangsel"

Salah Ransel

Suatu hari ceritanya terjadilah kesepakatan rekonsiliasi atau islah antara Pak SBY, Bu Mega, Pak Habibie dan Gus Dur. Tentunya hal ini menjadi berita gembira bagi seluruh rakyat Indonesia, yang selama ini sudah bosan menyaksikan para pemimpin bangsa ini saling berseteru satu sama lain.

"Nah sekarang, supaya rakyat melihat langsung bahwa kita sudah akur ..... bagaimana kalau besok kita bersama-sama melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah tertinggal ..... setuju ??? " tanya Pak SBY. Yang lain menjawab : " setujuuuu" ..... Gus Dur menimpali "saya sih setuju-setuju saja".

"Kalau begitu, saya minta tolong Pak Habibie memerintahkan anak buahnya di IPTN supaya menyiapkan pesawatnya, bagaimana Pak Habibie???" Tanya Pak SBY lebih lanjut.
"Oke Pak tak ada masalah, selalu siap setiap saat" tandas Pak Habibie.

Keesokan harinya terbanglah mereka ber empat tanpa disertai pengawal, asisten ataupun ajudan..... dan hanya disertai seorang pilot pesawat. Singkat cerita mereka telah selesai melakukan kunjungan kerja ..... dan terbang kembali ke Jakarta.

Namun apa yang terjadi ..... dalam penerbangan kembali tersebut mendadak pesawat mengalami kerusakan alat kendali dan kebocoran bahan bakar.

"Wah celaka dua belas nih, pesawat ini tidak bisa dikendalikan dan pasti akan jatuh hancur" kata sang pilot dengan paniknya, "kalau begitu ..... cepat terjunkan para tokoh bangsa ini dengan ransel parasut yang ada" tambahnya. "Tapi bagaimana ya ..... parasutnya cuma ada 4, padahal semuanya ada 5 orang" tambah sang pilot kebingungan.

"aah sudahlah ..... minta pertimbangan dari para beliau sajalah" kata sang kapten sambil bergerak cepat menemui para tokoh bangsa yang sedang bercengkrama dengan akrabnya satu sama lain.

Dengan nada hati-hati sang kapten berkata "mohon maaf Bapak-bapak dan Ibu ..... karena kendali pesawat mengalami kerusakan dan pesawat pasti akan jatuh hancur .... maka dipersilakan Bapak-bapak dan Ibu berunding sendiri siapa yang akan terjun duluan dengan 4 ransel parasut yang ada ini".

"Saya khan presiden RI, saya masih diberi amanah untuk mengurus rakyat yang sedang dihimpit berbagai kesusahan, jadi ..... ya jelas saya dulu dong yang terjun" kata Pak SBY penuh keyakinan, karena yang lainnya menyetujui, akhirnya Pak SBY lansung memasang ransel parasutnya dan ..... jleng ..... Pak SBY akhirnya terjun dengan selamat.

"Saya ini banyak ngurusin wong cilik, lagipula saya harus meneruskan perjuangan bapak saya mempertahankan kemerdekaan dengan menjadi pemimpin negeri ini, jadi ..... saya yang harus terjun selanjutnya" kata Bu Mega dengan mantap ..... karena yang lainnya manggut-manggut saja, Bu Mega langsung memasang ransel parasutnya dan ..... jleng ..... Bu Mega akhirnya terjun dengan selamat.

Setelah Bu Mega terjun, Pak Habibie mendesak agar dia yang terjun berikutnya dengan memberi alasan : "Saya khan yang menguasai Hi-Tech, bagaimana suatu bangsa akan maju tanpa menguasai hi-tech ..... bukan begitu Gus Dur ?".... Gus Dur menjawab : "silakan saja duluan ...... gitu aja kok repot", akhirnya Pak Habibie memasang ransel parasutnya dan ..... jleng ..... akhirnya Pak Habibie terjun dengan selamat.

Kemudian ..... tanpa ba...bi...bu...Gus Dur langsung mengambil dan memasang sendiri ranselnya tanpa meminta tolong ataupun meminta persetujuan terlebih dahulu dari sang pilot, karena dipikirnya pasti dia yang akan terjun selanjutnya.

"Gus Dur ...." sang pilot memanggil sambil terkejut ..... "kenapa sih kok pake protes segala, jelas-jelas sekarang saya yang harus terjun, saya ini kyai langitan tau nggak ..... banyak para kyai dan santri se Indonesia yang harus saya urus" hardik Gus Dur.

"Tapi Gus Dur ....." sang pilot mencoba menyela, tapi Gus Dur tidak peduli selaannya ..... bahkan terus berkata :"Nggak pake tapi-tapian.... ngeyel amat sih lu ..... sudah saya terjun duluan yah" tegas Gus Dur sambil langsung ..... jleng ..... terjun. "Gus Du.....uuur" pekik sang pilot melihat Gus Dur terjun.

Sang Pilot terduduk lemas. Setelah beberapa saat menghela napasnya, sang pilot berkomentar sendirian "Ya sudah kalau nggak mau dibilangin, tadinya saya cuma mau bilang ..... kalau ransel yang dipakainya bukan ransel parasut ..... tapi ransel baju yang saya bawa, karena maunya begitu ..... ya sudah".

Akhirnya sang pilot memasang ransel parasut yang terakhir dan ..... jleng ..... sang pilot terjun dengan selamat. Bagaimana dengan Gusdur ... ??

Jual Daihatsu Taruna CX th . 2000/Full Modifikasi

Numpang jualan juga mumpung barang dagangan juga masih diSemarang ... Daihatsu Taruna CX th . 2000/Full Modifikasi/Alat Navigasi-Gramin Nuvi200/Audio-Pioneer Radio/CD/MP3+Pwr 5 channel+active crossover+subwoofer12"+all loud speaker&twiter full modif/Alarm set/Velg 17"/Shockbecker Baru Ori Taruna/Lampu Krital+Foot Lamp/Per depan BMW/Full Kaca Film/Jok&Karpet Kulit.....buat yang berminat bisa kontak ke : infoblog.bagushandoko@yahoo.com

09 Maret 2009

Lawang Sewu merupakan sebuah Gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1903 dan selesai pada taUkuran hurufhun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda Semarang yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu). Ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang banyak sekali (dalam kenyataannya pintu yang ada tidak sampai seribu, mungkin juga karena jendela bangunan ini tinggi dan lebar, masyarakat juga menganggapnya sebagai pintu).

Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945) di gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta ApiKempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan SK Wali Kota 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.

08 Maret 2009

Cara Membuat Lumpia Semarang

Bahan untuk 20 biji :
20 lembar kulit lumpia ukuran 20×20 cm, siap pakai
1 liter minyak sayur
Isi:
2 sdm minyak sayur
3 siung bawang putih, cincang halus
250 g udang kupas, cincang
1 sdm ebi, rendam air panas, tiriskan
500 g rebung rebus/kalengan, iris halus
1/2 sdt merica bubuk
1 sdt garam
2 sdm kecap manis
1 sdt gula merah sisir
Saus:
350 ml air
2 siung bawang putih, parut
1/2 sdt merica bubuk
75 g gula Jawa, sisir halus
2 sdm tepung kanji, larutkan dengan sedikit air

Pelengkap:
Lokio
Cabai rawit
Acar mentimun
Cara membuat:
# Isi: Panaskan minyak, tumis bawang putih hingga harum.
# Masukkan udang cincang dan ebi, aduk hingga udang matang.
# Tambahkan rebung dan bahan lainnya. Aduk rata dan masak di atas api kecil hingga kering atau air dalam rebung habis. Angkat.
# Penyelesaian: Isi tiap lembar kulit lumpia dengan 1 sdm adonan Isi. Gulung sedikit lalu lipat sisi kiri dan kanannya sambil gulung dan padatkan.
# Rekatkan ujungnya dengan sedikit air. Sisihkan.
# Panaskan minyak banyak di atas api sedang. Goreng lumpia hingga kuning kecokelatan. Angkat dan tiriskan.
# Saus: masak semua bahan kecuali tepung kanji hingga mendidih.
# Tuangi larutan tepung kanji, aduk hingga kental. Angkat dan dinginkan.
# Sajikan lumpia bersama Saus dan Pelengkapnya.


Asal Mula Nama Kota Semarang

SEMARANG , Seorang dari kesultanan Demak bernama pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang, meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat Disuatu tempat yang kemudian bernama Pulau Tirang, membuka hutan dan mendirikan pesantren dan menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.